Ajaran palsu tentang Nabi Ibrahim korbankan anaknya.
Puak Ahlul Sunnah dan Syiah telah mereka berbagai kepalsuan tentang nabi Ibrahim – yang dilantik Allah sebagai imam lin-naas atau imam bagi manusia sekalian. Ajaran palsu ahlul sunnah dan syiah telah diambil daripada kitab Yahudi untuk merosakkan nama baik Nabi Ibrahim, isteri serta anak beliau.
Ajaran palsu ini telah diambil daripada Bible Yahudi dan bercanggah sama sekali dengan Al Quran. Kita akan menunjukkan bukti yang jelas daripada Al Quran untuk mendedahkan kepalsuan ini.
Pertama sekali inilah cerita palsu Yahudi daripada Bible yang memfitnah Nabi Ibrahim. Malang sekali cerita palsu Yahudi inilah yang telah menjadi sumber hadis-hadis palsu kaum ahlul sunnah dan syiah.
Bible Yahudi, Kejadian 16 : 1 - 16
Siti Hajar and Ismail
16:1 Adapun Sarah, isteri Ibrahim itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Siti Hajar namanya.
16:2 Berkatalah Sarah kepada Ibrahim: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Ibrahim mendengarkan perkataan Sarah.
16:3 Jadi Sarah, isteri Ibrahim itu, mengambil Hajar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Ibrahim telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan, lalu memberikannya kepada Ibrahim, suaminya, untuk menjadi isterinya.
16:4 Ibrahim menghampiri Hajar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hajar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.
16:5 Lalu berkatalah Sarah kepada Ibrahim: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau."
16:6 Kata Ibrahim kepada Sarah: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kau pandang baik." Lalu Sarah menindas Hajar, sehingga ia lari meninggalkannya.
16:7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur.
16:8 Katanya: "Hajar, hamba Sarah, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku."
16:9 Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya."
16:10 Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."
16:11 Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismail, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
16:12 Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."
16:13 Kemudian Hajar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?"
16:14 Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.
16:15 Lalu Hajar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Ibrahim dan Ibrahim menamai anak yang dilahirkan Hajar itu Ismail.
16:16 Ibrahim berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hajar melahirkan Ismail baginya.
16:2 Berkatalah Sarah kepada Ibrahim: "Engkau tahu, TUHAN tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Ibrahim mendengarkan perkataan Sarah.
16:3 Jadi Sarah, isteri Ibrahim itu, mengambil Hajar, hambanya, orang Mesir itu, --yakni ketika Ibrahim telah sepuluh tahun tinggal di tanah Kanaan, lalu memberikannya kepada Ibrahim, suaminya, untuk menjadi isterinya.
16:4 Ibrahim menghampiri Hajar, lalu mengandunglah perempuan itu. Ketika Hajar tahu, bahwa ia mengandung, maka ia memandang rendah akan nyonyanya itu.
16:5 Lalu berkatalah Sarah kepada Ibrahim: "Penghinaan yang kuderita ini adalah tanggung jawabmu; akulah yang memberikan hambaku ke pangkuanmu, tetapi baru saja ia tahu, bahwa ia mengandung, ia memandang rendah akan aku; TUHAN kiranya yang menjadi Hakim antara aku dan engkau."
16:6 Kata Ibrahim kepada Sarah: "Hambamu itu di bawah kekuasaanmu; perbuatlah kepadanya apa yang kau pandang baik." Lalu Sarah menindas Hajar, sehingga ia lari meninggalkannya.
16:7 Lalu Malaikat TUHAN menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan ke Syur.
16:8 Katanya: "Hajar, hamba Sarah, dari manakah datangmu dan ke manakah pergimu?" Jawabnya: "Aku lari meninggalkan Sarai, nyonyaku."
16:9 Lalu kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Kembalilah kepada nyonyamu, biarkanlah engkau ditindas di bawah kekuasaannya."
16:10 Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya."
16:11 Selanjutnya kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Engkau mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan akan menamainya Ismail, sebab TUHAN telah mendengar tentang penindasan atasmu itu.
16:12 Seorang laki-laki yang lakunya seperti keledai liar, demikianlah nanti anak itu; tangannya akan melawan tiap-tiap orang dan tangan tiap-tiap orang akan melawan dia, dan di tempat kediamannya ia akan menentang semua saudaranya."
16:13 Kemudian Hajar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu dengan sebutan: "Engkaulah El-Roi." Sebab katanya: "Bukankah di sini kulihat Dia yang telah melihat aku?"
16:14 Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered.
16:15 Lalu Hajar melahirkan seorang anak laki-laki bagi Ibrahim dan Ibrahim menamai anak yang dilahirkan Hajar itu Ismail.
16:16 Ibrahim berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hajar melahirkan Ismail baginya.
Inilah cerita palsu Bible Yahudi tentang Ibrahim, Hajar, Sarah dan Ismail.
Yang berikut pula hadith palsu tulisan Imam Bukhari yang menjadi asas kepercayaan palsu ahlul sunnah tentang Nabi Ibrahim. Sila perhatikan bagaimana miripnya hadith palsu ini dengan ajaran palsu Bible Yahudi tadi.
Bukhari Jilid 4, Bab 55, No. 584:
Riwayat Ibn Abbas:
Pada waktu Ibrahim berselisih dengan isterinya Sarah - (disebabkan perasaan iri hati isterinya terhadap Hajar, ibu kepada Ismail) dia telah membawa Ismail dan ibunya ke suatu tempat lain. Mereka mempunyai sebuah bekas kulit untuk menyimpan air. Ibu Ismail akan minum air untuk melebihkan susu ibu bagi anaknya Ismail. Apabila Ibrahim sampai ke Mekah, dia telah menyuruh isterinya duduk di bawah sepohon kayu dan kemudian pulang ke rumahnya.
Ibu Ismail telah mengikuti Ibrahim sehingga ke Kada di mana dia memanggil Ibrahim dari jauh "Ya Ibrahim kepada siapa kau serahkan kami?" Dia menjawab, 'Aku serahkan engkau kepada jagaan Allah. Dia menjawab, 'Aku rela dijaga Allah." Kemudian dia kembali duduk di bawah pohon kayu. Dia meminum air daripada bekas kulit yang telah menambahkan susu ibunya untuk diminum oleh anaknya Ismail. Apabila air minumnya habis dia telah berkata, 'Lebih baik aku pergi mencari pertolongan kepada sesiapa.' Dia mendaki bukit Safa untuk mencari bantuan tetapi dia tidak dapat melihat sesiapa pun. Apabila dia turun ke lembah dia telah lari sehingga dia sampai bukit Marwa.
Dia telah pun berlari antara kedua bukit itu beberapa kali. Kemudian dia telah berkata, "Lebih baik saya pergi melihat keadaan anak saya." Dia telah mendapati anaknya hampir maut. Sebab dia tidak tahan melihat anaknya dalam keadaan sesak begitu dia telah berkata, "Jika saya pergi melihat sekali lagi mungkin saya akan berjumpa dengan sesiapa". Dia telah mendaki bukit Safa sekali lagi tetapi setelah sekian lama dia masih tidak menjumpai sebarang bantuan. Demikianlah Hajar telah berlari tujuh kali antara Safa dan Marwa. Sekali lagi dia berkata, "Lebih baik saya pergi melihat keadaan anak saya." Tetapi dengan tiba-tiba dia telah mendengar suara lelaki. Dia pun meminta suara lelaki itu membantunya. Suara itu adalah Jibrail. Jibrail telah menghentak tanah padang pasir dengan kakinya (Ibn 'Abbas telah menghentak kakinya untuk menunjukkan cara itu) dan terus mengalir mata air yang kecil. Ibu Ismail merasa terharu dan terus menggali tempat mata air itu."
Demikianlah cerita palsu Bible Yahudi yang telah diselitkan dalam hadith palsu Bukhari tentang kecemburuan Sarah bini Nabi Ibrahim terhadap wanita hambanya bernama Hajar yang telah dihadiahkannya kepada Ibrahim untuk ditidurinya.
Pertama sekali nama Sarah dan Hajar tidak tersebut di dalam Al Quran. Maksudnya Al Quran tidak boleh sahkan nama Sarah dan Siti Hajar yang tercatit dalam Bible Yahudi palsu serta hadith palsu.
Tanggapan bahawa seorang Rasul dan Nabi Allah seperti Ibrahim boleh mempunyai wanita hamba dan kemudian meniduri wanita hamba itu sangat bertentangan dengan semua ajaran Al Quran dan juga apa yang telah diajar Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Para Nabi Allah telah datang untuk membebaskan hamba, bukan untuk meniduri hamba wanita diluar nikah. Yang berikut adalah ajaran Nabi kita sendiri dalam Al Quran :
Surah [90 : 4 - 16]
[4] Sesungguhnya Kami telah jadikan manusia sentiasa dalam keadaan menghadapi kesulitan dan kesukaran;
[5] Patutkah manusia yang demikian keadaannya menyangka bahawa tidak ada sesiapapun yang dapat mengatasi kekuasaannya?
[6] Manusia yang demikian keadaannya berkata: "Aku telah habiskan harta benda yang banyak.
[7] Adakah ia menyangka bahawa tidak ada sesiapapun yang melihatnya?
[8] Tidakkah Kami telah menjadikan baginya: dua mata ?
[9] Dan lidah serta dua bibir ?
[10] Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan?
[11] Dalam pada itu manusia tidak merempuh masuk mengerjakan amal-amal yang tinggi darjatnya di sisi Tuhan;
[12] Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui: apa dia amal-amal yang tinggi darjatnya di sisi Tuhan itu?
[13] Memerdekakan hamba abdi;
[14] Atau memberi makan pada hari kelaparan -
[15] Kepada anak yatim dari kaum kerabat,
[16] Atau kepada orang miskin yang terlantar di atas tanah.
Allah swt akan menunjuk manusia dua cara. Manusia mesti pilih cara yang memerlukan komitmen dan usaha yang lebih. Itulah jalan yang melibatkan usaha memerdekakan hamba abdi, memeberi makan kepada orang yang kelaparan, anak yatim dan orang miskin. Tidak sekali pun Allah swt menyuruh sesiapa pun, terutama sekali Nabi dan RasulNya untuk menyimpan hamba abdi dalam rumah mereka dan kemudian meniduri hamba abdi kepunyaan mereka.
Ajaran Allah swt juga menyuruh semua kaum lelaki bernikah dengan wanita sebelum meniduri mereka. Tetapi hadith palsu ini memfitnah Nabi Ibrahim meniduri wanita hamba abdi kepunyaannya.
Malangnya fitnah terhadap Nabi Ibrahim dan keluargnya masih diteruskan oleh ulama dalam hadith-hadith palsu.
Jauh sebelum Al Quran diturunkan puak Yahudi dan Kristian telah pun fitnahkan Allah swt dan Nabi Ibrahim dengan cerita palsu Allah swt telah perintahkan Nabi Ibrahim mengorbankan anaknya Ishak.
Cerita fitnah ini bertujuan memberi gambaran bahawa Nabi Ibrahim adalah pewaris agama liar yang tidak beradab, tidak beza daripada orang jahil zaman purba.
Berikut adalah ajaran palsu Bible Yahudi yang berkenaan:
Kejadian 22
Ibrahim DiUji
22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Ibrahim. Ia berfirman kepadanya: "Ibrahim," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."
22:3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Ibrahim, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya.
22:4 Ketika pada hari ketiga Ibrahim melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh.
22:5 Kata Ibrahim kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu."
22:6 Lalu Ibrahim mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Ibrahim, ayahnya: "Bapa." Sahut Ibrahim: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?"
22:8 Sahut Ibrahim: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama.
22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Ibrahim mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api.
22:10 Sesudah itu Ibrahim mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Ibrahim, Ibrahim." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."
22:13 Lalu Ibrahim menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Ibrahim mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya.
22:14 Dan Ibrahim menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan."
22:15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Ibrahim,
22:16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri--demikianlah firman TUHAN--:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
22:17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
22:18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."
Demikianlah cerita palsu Bible Yahudi tentang nabi Ibrahim sanggup mengorbankan anaknya Ishak kerana kononnya itulah perintah Tuhan. Ulama ahlul sunnh dan syiah telah ditipu oleh Yahudi untuk menerima cerita fitnah ini sebagai ajaran Nabi yang sahih. Maka dimuatkan fitnah palsu ini ke dalam koleksi hadith Bukhari dan lain-lain.
Sehingga hari ini, untuk kekalkan ajaran palsu ini tanpa disedari, puak ahlul sunnah dan syiah korbankan kambing, unta dan lembu pada Hari Raya Aidil Adha ia itu sebahagian daripada upacara "naik haji" di Mekah.
Kisah Nabi Ibrahim cuba korbankan anaknya yang sebenarnya dicatit dalam Al Quran tetapi amat bertentangan dan bercanggah daripada ajaran ulama hadith dan Bible Yahudi.
Ayat Al Quran yang menceritak hal ini sungguh indah dan bebas daripada kepercayaan karut dan syirik para ulama.
Sura 37
[102] Maka ketika anaknya itu sampai berusaha bersama-sama dengannya, Nabi Ibrahim berkata: "Wahai anak kesayanganku! Sesungguhnya aku melihat dalam tidurku (manami) bahawa aku akan menyembelihmu; maka fikirkanlah apa pendapatmu?". Anaknya menjawab: "Wahai ayah, jalankanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah, ayah akan mendapati daku dari orang-orang yang sabar".
[103] Setelah keduanya berserah bulat-bulat, dan Nabi Ibrahim merebahkan anaknya dengan meletakkan iringan mukanya di atas tompok tanah,
[104] Serta Kami menyerunya: "Wahai Ibrahim!
[105] "Engkau telah menyempurnakan mimpi (ru'ya) yang engkau lihat itu". Demikianlah sebenarnya Kami membalas orang-orang yang berusaha mengerjakan kebaikan.
[106] Sesungguhnya itu adalah satu ujian yang nyata;
[107] Dan Kami tebus anaknya itu dengan satu sembelihan yang besar
[108] Dan Kami kekalkan baginya dilakalangan orang-orang yang datang kemudian:
[109] "Salam sejahtera kepada Nabi Ibrahim!".
[110] Demikianlah Kami membalas orang-orang yang berusaha mengerjakan kebaikan.
[111] Sesungguhnya Nabi Ibrahim itu dari hamba-hamba Kami yang beriman.
Inilah kisah benar tentang apa yang dilihat Nabi Ibrahim dalam mimpinya. Tapi sudah pasti apa yang di mimpi Nabi Ibrahim bukanlah perintah Tuhan. Ianya hanya mimpi. Marilah kita lihat apa yang disebut Al Quran.
Pertama sekali kita lihat semula Surah 37:102 :
[102] Maka ketika anaknya itu sampai berusaha bersama-sama dengannya, Nabi Ibrahim berkata: "Wahai anak kesayanganku! Sesungguhnya aku melihat dalam tidurku (manami) bahawa aku akan menyembelihmu; maka fikirkanlah apa pendapatmu?". Anaknya menjawab: "Wahai ayah, jalankanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah, ayah akan mendapati daku dari orang-orang yang sabar".
Kita lihat Nabi Ibrahim merasa ragu dengan apa yang dilihat dalam mimpinya itu. Beliau kurang pasti akan mimpi itu sehingga terpaksa bertanya kepada anaknya "apakah pendapatmu".
Ini amat bertentangan dengan kalimah Allah yang mengatakan bahawa Allah swt hanya memberi perintah yang jelas kepada para RasulNya bebas daripada sebarang keraguan dan syak wasangka. Sila lihat ayat berikut :
Surah 10:15 “Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang jelas nyata..”
Surah 7:101 “dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul mereka dengan keterangan-keterangan yang nyata”
Surah 2:87 “dan Kami berikan kepada Isa Ibni Maryam keterangan jelas (bayyinaati)”
Surah 2:92 “Dan sesungguhnya telah datang kepada kamu Musa membawa keterangan jelas (bayyinaati)”
Maka amat mustahil bahawa Allah swt boleh memberi 'perintah' yang begitu kabur kepada Nabi Ibrahim dalam mimpinya sehingga Ibrahim terpaksa bertanya kepada anaknya "apa pendapat kamu"?
Ini bukan tabiat seorang Rasul yang ditanggungjawabkan untuk menjalankan perintah Allah swt.
Kita juga boleh melihat perintah Allah swt yang mengatakan dengan jelas bahawa membunuh anak kita adalah perbuatan jahil:
[Surah 6.151] “Katakanlah: "Marilah, supaya aku bacakan apa yang telah diharamkan oleh Tuhan kamu kepada kamu, iaitu janganlah kamu sekutukan dengan Allah sesuatupun; dan hendaklah membuat baik kepada ibu bapa; dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu kerana kepapaan. Kamilah yang memberi rezeki kepada kamu dan kepada mereka dan janganlah kamu hampiri kejahatan - yang terang daripadanya dan yang tersembunyi; dan janganlah kamu membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah melainkan dengan jalan yang hak. Dengan yang demikian itulah Allah perintahkan kamu, supaya kamu memahaminya. ..”
Nabi kita telah mengajar ayat-ayat Allah swt kepada kita yang menjelaskan kita tidak boleh membunuh anak kita kerana takut kepapaan. Maka amat mustahil bagi Tuhan memerintah seorang NabiNya untuk membunuh anak dia sendiri.
Tambah lagi ayat itu menjelaskan "dan janganlah kamu membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah melainkan dengan jalan yang hak". Di manakah letaknya 'jalan yang baik' ataupun keadilan untuk membunuh anak Nabi Ibrahim yang langsung tidak berdosa? Apakah dosa yang dilakukan oleh anaknya yang layak dibalas dengan dibunuh?
Dan dalam ayat berikut pula Allah swt perintahkan kita bahawa perbuatan membunuh anak adalah budaya kaum musyrik jahiliyah.
[Surah 6.137] “Dan demikianlah juga (jahatnya) ketua-ketua yang orang-orang musyrik itu jadikan sekutu bagi Allah, menghasut kebanyakan dari mereka dengan kata-kata indah yang memperlihatkan eloknya perbuatan membunuh anak-anak mereka, untuk membinasakan mereka, dan untuk mengelirukan mereka nengenai ugama mereka. Dan kalau Allah kehendaki, nescaya mereka tidak melakukannya. Oleh itu biarkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan itu.
Perintah Allah swt amat jelas - membunuh anak sendiri adalah perbuatan kaum musyrik jahiliyah yang "memperlihatkan eloknya perbuatan membunuh anak-anak mereka". Oleh itu ianya mustahil sekali bagi Allah swt perintah Nabi Ibrahim membunuh anaknya pula. Membunuh anak sendiri adalah perbuatan musyrik jahiliyah.
Para ulama akan menolak kesemua ayat-ayat Quran ini. Dengan itu para ulama yang menolak ayat-ayat Al Quran terus menjadi kafir. Mereka adalah kafir. Mereka lebih rela percaya fitnah Yahudi Bible bahawa Allah swt telah perintahkan Nabi Ibrahim membunuh anaknya.
Untuk menegakkan kekafiran mereka, para ulama akan menjawab bahawa Allah swt tidak bermaksud untuk Nabi Ibrahim membunuh anaknya. Ianya hanyalah satu ujian bagi Nabi Ibrahim. Ini hanya satu lagi fitnah oleh para ulama yang telah dipecahkan tembelangnya oleh ayat yang berikut pula :
[Surah 60.12] Wahai Nabi! Apabila orang-orang perempuan yang beriman datang kepadamu untuk memberi pengakuan taat setia, bahawa mereka tidak akan melakukan syirik kepada Allah dengan sesuatu pun, dan mereka tidak akan mencuri, dan mereka tidak akan berzina, dan mereka tidak akan membunuh anak-anaknya, dan mereka tidak akan melakukan sesuatu perkara dusta yang mereka ada-adakan dari kemahuan hati mereka, dan mereka tidak akan menderhaka kepadamu dalam sesuatu perkara yang baik, - maka terimalah pengakuan taat setia mereka dan pohonkanlah kepada Allah mengampuni dosa mereka; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani."
Dalam ayat ini, dengan begitu jelas sekali Allah swt perintahkan Nabi kita menguji kesetiaan wanita-wanita yang beriman dengan mengambil pengakuan daripada mereka bahawa mereka tidak akan membunuh anak-anak mereka. Ini adalah membunuh anak adalah satu perbuatan yang amat berdosa. Maka amat mustahil bagi Allah swt menguji Nabi Ibrahim pula dengan menyuruh Nabi Ibrahim membunuh anak dia.
Dan apakah Nabi Ibrahim tidak tahu menahu bahawa membunuh anak sendiri itu adalah perbuatan yang sangat berdosa yang dilarang Allah? Tentu sekali Nabi Ibrahim tahu akan perintah Allah ini kerana Al Quran menceritakan bahawa segala ajaran Quran telah pun diwahyukan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa dari sebelumnya.
Surah 87 : 18 – 19
[18] Sesungguhnya ini ada di dalam Kitab-kitab yang terdahulu
[19] Iaitu Kitab-kitab Nabi Ibrahim dan Nabi Musa.
Sudah tentu sekali Allah swt telah mewahyukan lebih awal lagi kepada kepada Nabi Ibrahim bahawa membunuh anak adalah perbuatan yang sangat berdosa.
Tetapi ceritanya menjadi lain dalam Bible Yahudi yang penuh dengan fitnah itu. Bible Yahudi mengajar fitnah besar bahawa Allah swt telah memerintah Nabi Ibrahim untuk membunuh anaknya. Padahal apa yang telah berlaku ialah Nabi Ibrahim hanya bermimpi dalam tidurnya. Ianya bukan perintah Tuhan.
Ajaran seperti membunuh anak sendiri tidak ganjil dalam Bible Yahudi yang juga mengajar penganutnya meminum arak sebagai pengganti meminum darah Nabi Isa dan memakan roti sebagai pengganti memakan daging daripada tubuh Nabi Isa.
Kepercayaan membunuh anak, meminum darah dan memakan daging nabi Isa menunjukkan asal usul jahil agama Bible Yahudi. Ianya amat bertentangan dengan ajaran Al Quran. Malang sekali ulama ahlul sunnah dan syiah telah rela menelan ajaran palsu Bible Yahudi ini untuk dijual sebagai hadith sahih, ajaran Nabi dan ajaran Islam. Ini adalah penipuan mereka semata.
Al Quran menjelaskan lagi bahawa membunuh seorang insan yang tidak berdosa itu adalah satu dosa yang amat besar.
Surah 4:93 "Dan sesiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah neraka jahanam, kekal ia di dalamnya, dan Allah murka kepadanya, dan melakanatkannya serta menyediakan baginya azab seksa yang besar"
Balasan untuk membunuh orang lain adalah neraka jahanam. Sila lihat ayat ini juga :
"Dan tidak harus sama sekali bagi seseorang mukmin membunuh seorang mukmin yang lain, kecuali dengan tidak sengaja... " 4:92
Sekali lagi orang yang beriman tidak boleh membunuh seorang yang beriman, kecuali dengan tidak sengaja. Membunuh manusia melanggar perintah Allah swt.
Al Quran juga menjelaskan bahawa Allah swt tidak sekali pun menyuruh manusia membuat sebarang perbuatan yang keji atau berdosa.
" ...Dan apabila mereka melakukan sesuatu perbuatan yang keji, mereka berkata: "Kami dapati datuk nenek kami mengerjakannya, dan Allah perintahkan kami mengerjakannya". Katakanlah "Sesungguhnya Allah tidak sekali-kali menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji. Patutkah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang kamu tidak mengetahuinya?" Surah 7:28.
Jadi harus kita fikir - setelah mengajar kita bahawa
i. membunuh anak itu adalah perbuatan orang jahil
ii. balasan bagi membunuh orang adalah neraka jahanam
iii.orang beriman tidak boleh membunuh seorang yang beriman kecuali dengan tidak sengaja
iv. Allah swt tidak akan sekali-kali pun menyuruh kita membuat perbuatan keji
maka bolehkah Allah swt memerintah nabiNya membunuh anaknya sendiri?
Jika kita meneliti semua fakta ini satu persatu kita akan jelas bahawa anak Nabi Ibrahim adalah seorang mukmin dan soleh. Maka perbuatan membunuh anak yang mukmin dan soleh adalah satu dosa yang sangat besar. Dan Allah swt tidak pernah menyuruh NabiNya membuat dosa.
Nabi Ibrahim telah bermimpi dalam tidurnya tetapi mimpi itu bukan perintah daripada Allah.
Tetapi oleh kerana Nabi Ibrahim adalah seorang yang beriman maka Allah swt telah menyelamatkannya serta anaknya daripada satu bencana besar :
"Dan Kami tebus anaknya itu dengan satu sembelihan yang besar" (37:107).
Sudah tentu sekali para ulama ahlul sunnah dan syiah akan menolak kesemua ayat-ayat Quran ini. Ini adalah kerana mereka telah dirasuk syaitan Bible Yahudi. Mereka lebih selesa jadi kafir. Mereka lebih selesa percaya fitnah Yahudi bahawa Allah swt telah perintah NabiNya membunuh anak sendiri.
Sudah sekian lama para ulama telah menjadi agen Yahudi dengan memberi nyawa kepada ajaran palsu Bible Yahudi untuk menghancurkan umat Islam dengan kepercayaan syirik.
